Wednesday, August 4, 2010

Jangan Latah!

La Tahzan: Jangan Latah!

Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru-meniru ciri keperibadian
umat lain. Kerana, itu akan menjadi petanda yang tak mudah reda bagimu.
Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya,
ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan
meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang disebut dengan latah,
mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud
dirinya sendiri.


Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak
pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada
orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan
kepribadiannya dengan bangsa lain?

Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang
pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum
pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak
akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.

Anda sama sekali berbeda dari Zaid dan Amr. Karenanya, jangan
memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang
lain!

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri.
{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).}

(QS. Al-Baqarah: 60)

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka, berlomba-hmbalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.}
(QS. Al-Baqarah: 148)

Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara,
menganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda!
Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan
kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.

Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan
agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab
Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti
itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia — dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya —
seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang
dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti
pisang, Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan
keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan
kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang
Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda
kebesaran-Nya.


Sumber : Didownload dari Buku La Tahzan

eBook by MR